mereka terus berjalan dimalam hari, sejauh mungkin berjalan meninggalkan daerah tanah kelahiran mereka. tangan vlad selalu menggenggam tangan ingeras dengan erat. ketika matahari mulai muncul, vlad memutuskan untuk beristirahat disebuah gua. Ingeras masih bingung dengan perubahan papanya, papanya lebih memilih untuk berjalan di malam hari lalu ketika pagi datang ia berkata bahwa mereka harus beristirahat. dan tak pernah sedikitpun ia melihat papanya keluar dari persembunyian mereka ketika pagi datang.
"Ingeras kita harus beristirahat dulu"
ingeras hanya menurut dan mengikuti papanya duduk di gua itu. ia memeluk kedua kakinya dan bersandar pada tubuh Vlad.
"papa.."
"ya nak?"
"apa papa masih sakit?" vlad tersenyum sembari memeluk tubuh anaknya dari samping. Vlad mengerti bahwa ingeras masih bingung dengan kondisinya saat ini.
"ya papa masih sakit nak"
"i'm sorry.. " suara nya mengecil dan berisi rasa bersalah.
"tidak ada yang perlu disalahkan nak. semua sudah ada takdirnya masing masing."
"apa papa tidak akan bisa melihat matahari lagi?" pertanyaan itu sangat polos namun penuh arti.
"aku tidak perlu matahari sesungguhny,, jika kau berada disampingku,, karena kau adalah satu satunya matahari yang akan selalu memberi cahaya padaku."
Ingeras tersenyum mendengar hal itu, "benarkah ? bahkan aku tidak bersinar papa." Vlad menyentuh kedua pipi Ingeras lalu mencium keningnya.
"yang terpenting hatiku selalu hangat dengan senyummu nak. tawamu celotehanmu. itu yang terpenting untukku saat ini."
ingeras langsung memeluknya.
"I will never leave you papa."
"me too... , sunshine.."