directed by : Hong Khaou
Produced by : Dominic Buchanan
Written by : Hong Khaou
Production by : Film London Microwave,BBC Film, Skillset
“Now something so sad has hold of us that the
breath leaves and we can't even cry.”
- Charles Bukowski, You Get So Alone at Times That it Just Makes Sense-
hallo selamat pagi (* thank you god finally i got up so early today), sebuah kutipan dari Charles Bukowski membuka review kita kali ini.dan kenapa momo mengutip kalimat bukowski tersebut? karena film ini ga sekadar menguras air mata tapi juga nusuk hati. di posting sebelumnya momo udah bahas tentang Lilting movie. Dan Momo baru bisa nonton film ini 2 hari yang lalu. Padahal filmnya udah Momo punya berbulan-bulan yang lalu."kenapa lu nunda nonton film ini?" karena well karena Momo gak sanggup nyimak cerita Lilting ini. Sederhana tapi bisa kena kemana-mana. awalnya momo cuma liat oh ada Ben Whishaw-nya okelah tonton, terus di dukung dengan beberapa sneak peak Gif di Tumblr momo langsung mikir "oke gua tonton, film ini." dan awalnya momo pikir ceritanya tidak akan se-SEDIH ini, ternyata director Hong Khauo berkata lain.
Junn tan (Cheng pei pei) saat ini tengah dirundung duka cita yang mendalam dikarenakan kematian dari putra semata wayang-nya Kai yang meninggal karena sebuah kecelakaan. Junn merupakan seorang warga cambodia yang sudah hidup lama di London namun ia sama sekali tidak mempelajari bahasa inggris, dan itu membuatnya susah untuk berkomunikasi dengan orang lain mengingat satu-satunya yang mengajak ia berbicara dengan bahasa ibunya (* Junn menggunakan bahasa china) hanyalah Kai putra-nya. dalam kesendirian dan dipenuhi duka cita yang mendalam, Richard ( Ben Whishaw) yang junn tahu adalah teman 'dekat' dari Kai mengunjunginya ke rumah panti jompo tempat junn tinggal saat ini. Richard sebenarnya adalah kekasih Kai, namun Kai belum sempat memberitahu ibu-nya bahwa ia seorang Gay.
![]() |
| junn (cheng pei pei) yang teringat akan kenangan anak semata wayangnya Kai |
![]() |
| alan and Junn |
Richard memutuskan untuk menyewa seorang penterjemah, dan bertemulah ia dengan Vann (Naomi Christie) ia menjelaskan pada Vann bahwa Vann akan menerjemahkan ibu dari seorang teman 'spesialnya' yang baru-baru ini meninggal dunia. keesokkan harinya Richard dan Vann mengunjungi Junn lagi. Richard memperkenalkan Vann (* pastinya dengan bantuan Vann menerjemahkan ke dalam bahasa china) pada Junn dan juga Alan bahwa Vann akan membantu menerjemahkan untuk alan dan juga Junn. Junn bertanya mengapa Richard melakukan semua ini dan Richard hanya berkata bahwa ia hanya ingin membantu.
![]() |
| Kai starring at the flower 'hydrangea' |
Meskipun sudah ada Vann sebagai penterjemahnya, Junn tetap saja merasa sedih dan mengingat-ingat kenangan Kai, dan begitu pula dengan Richard. di berbagai kesempatan Richard sangat ingin sekali memberitahu Junn yang sebenarnya, bahwa Kai adalah kekasihnya karena itu adalah hal terakhir yang sedang Kai usahakan (* sebelum ia mengalami kecelakaan, Kai juga sudah berulang kali berusaha mengatakan hal sebenarnya *come out as gay person**) dan kecelakaan tersebut membuat Kai tak bisa mengatakan hal itu.
![]() |
| Kai dan ibunya, dari sorot matanya kita tahu bahwa ia sangat ingin memberi tahu hal yang sebenarnya |
![]() |
| Richard and Kai are so adorkable :') |
![]() |
| ----- i can't even describe this scene----- |
grief, sorrow, rasa berkabung setelah orang yang kita sangat cintai memang selalu ada dan sangat susah kita hilangkan tapi kita tidak bisa hidup dalam kesedihan dan duka cita, karena mereka yang meninggalkan kita untuk menghadap yang kuasa tidak ingin melihat orng yang mereka tinggalkan terus menerus bersedih. Kita yang ditinggal-kan harus tetap berusaha menjalani hidup ini.








-large-picture.jpg)
















